PROSES PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu:
Angga Hidayat
0426108802
Dibuat oleh:
Bima
Andhika Putra 2013122403
Firman
Gea 2013121203
Poppy
Lavenia 2013120824
Shinta
Nurhadiyati 2013121292
Tri
Asti Wahyuli 2013120693
Program
Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan
datang.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberkan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Supardi
(2005:27) mengatakan penelitian
dapat ditinjau dari segi cara dan taraf pembahasan/ analisis, yang sering di
sebut jenis penelitian berdasarkan taraf pengambilan kesimpulan hasil-hasil
penelitian.
Studi
mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan untuk menguji
hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan dalam
situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan metode pemecahan
masalah atau untuk memahami fenomena yang diminati dan menghasilkan pengetahuan
lebih lanjut dalam bidang tersebut. Sifat studi entah eksploratif, deskriptif
atau pengujian hipotesis bergantung pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai
topik yang diteliti. Keputusan desain menjadi semakin ketat saat kita berlanjut
dari tahap eksploratif dimana kita berusaha mengeskplorasi bidang penelitian
organisasi yang baru ke tahap deskriptif, kita mencoba menjelaskan
karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap
pengujian hipotesis; menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti
dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh. (Sekaran, 2011:155)
1.2.Rumusan Masalah
Sejalan
dengan latar belakang masalah diatas, dapat merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa
saja yang termasuk dalam unsur-unsur desain penelitian ?
2. Apa
saja yang di maksud dalam unsur-unsur desain penelitian ?
3. Apa
saja tujuan dari studi deskriptif ?
4. Bagaimana
jenis investigasi: kausal vs korelasional ?
1.3.Tujuan
1. Mengetahui
unsur- unsur desain penelitian.
2. Definisi
lebih lanjut dari unsur-unsur desain penelitian.
3. Mengetahui
tujuan dari studi deskriptif.
4. Membandingkan
jenis investigasi: kausal vs Korelasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Studi Eksploratif
Menurut Sekaran (2011:
156), studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika tidak
banyak yang diketahui mengenai situasi
yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana
masalah atau isu penelitian yang mirip yang diselesaikan di masalalu.
Hipotesa ini di dasarkan atas
pengalaman-pengalaman masa lampau atau teori yang telah kita pelajari
sebelumnya. Akan tetapi sering kali hipotesa ini tidak bisa di buat berhubung
tidak ada dasar yang kuat baik mengenai teori maupun pengalaman- pengalaman
waktu lampau persoalan masih baru. Jadi dalam hal ini riset bersifat mencari.
Supranto (1977:23)
Supardi (2005:23) mengatakan penelitian
eksploratif bertujuan menggali atau menemukan sesuatu yang baru bagi suatu
pengetahuan. Peneliti akan berusaha untuk menemukan teori atau pun dalil-dalil
baru yang dapat di gunakan dalam memecahkan masalah yang di hadapi manusia dan
gejala alam sekitarnya.
Metode yang bersifat eksploratif di
pakai manakala kita belum tahu secara persis dan spesifik objek penelitian
kita. Metode yang bersifat eksploratif ini terwujud dalam bentuk penelitian
survey dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas sebagai instrumen
pengumpulan data. (Prasetya, 1998:59)
Jadi, kesimpulan dari ke empat pendapat para
ahli di atas bahwa penelitian eksploratif bertujuan menggali atau menemukan
sesuatu yang baru bagi suatu pengetahuan, di dasarkan atas
pengalaman-pengalaman di masa lalu. Namun, tidak ada dasar yang kuat. Toeri ini
di gunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi manusia dan gejola alam
sekitarnya. Dalam bentuk penelitian survey dengan mengandalkan kuesioner atau
observasi sekilas sebagai intrumen pengumpulan data.
2.2 Studi Deskriptif
Tujuan Penelitian
deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta bersifat populasi atau daerah tertentu. (Suryabrata, 2003:75)
Sekaran (2011:158) mengatakan studi deskriptif (descriptive study) di lakukan untuk
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang di
teliti dalam suatu situasi.
Menurut Supranto (1977:24) Sesuai dengan
namanya maka descriptive studies bertujuan untuk menguraikan tentang
sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan (keadaan prasarana, konsumen,
pasar).
Jadi, kesimpulan dari tiga para ahli di
atas bahwa studi deskriptif yaitu proses penelitian secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa
di lebih-lebihkan, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat
(karakteristik) dari suatu keadaan (keadaan prasarana, konsumen, pasar).
Sekaran (2011:160) menyatakan studi
deskriptif yang menampilkan data dalam
bentuk yang bermakna, dengan demikian membantu untuk :
1.
Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam
situasi tertentu,
2. Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai
aspek dalam situasi tertentu,
3. Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan
penelitian lebih lanjut, dan atau
4.
Membuat keputusan
tertentu yang sederhana (seperti berapa banyak dan jenis orang seperti apa yang
sebaiknya di transfer dari satu departemen kelainnya).
Suyabrata
(2003:75) mengungkapkan tujuan
penelitian- penelitian survey :
1. Untuk
mencari informasi faktual yang mendetail yang mencadraan gejala yang ada.
2. Untuk
mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan
prakterk-prakterk yang sedang berlangsung .
3. Untuk
membuat komparasi dan evaluasi.
4. Untuk
mengetahui apa yang di kerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah
atau situasi yang sama, agara dapat belajar dari mereka untuk kepentingan
pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
Suyabrata (2003:76) mengungkapkan beberapa contoh
penelitian macam ini adalah :
1. Survey
mengenai pendapat umum untuk menilai sikap para pemilih terhadap rencana
perubahan tahun pelajaran.
2. Survey
dalam suatu daerah mengenai kebutuhan akan pendidikan keterampilan
3. Studi
mengenai kebutuhan tenaga kerja akademik pada suatu kurun tertentu .
4. Penelitian
mengenai taraf serap pelajar –pelajar smu.
Suyabrata (2003:77) menjelaskan langkah-langkah
dalam penyusunan studi deskriptif :
1. Definisikan
dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan di capai. Fakta –fakta dan
sifat-sifat apa yang perlu di ketemukan.
2. Rancangankan
cara pendekataanya. bagaimana kiranya data akan di kumpulkan ? bagaimana
caranya menentukan sampelnya untuk menjamin suplier sampel representatif bagi
populasinya ? alat atau teknik observasi apa yang tersedia atau perlu di buat ?
apakah metode pengumpulan data itu perlu di try out kan ? apakah para pengumpul
data perlu di latih terlebih dahulu ?
3. Kumpulkan
data.
4. Susun
laporan.
Karena tujuan daripada desriptive
studies hanya pada taraf pengumpulan fakta-fakta saja, jadi sekedar uraian
daripada suatu keadaan. Memang biasanyqa susah sekali untuk memulai suatu
research tanpa suatu perumusan persoalan dalam bentuk hipotesa-hipotesa, akan
tetapi sebaliknya mudah sekali untuk memulai suatu descriptive study dengan
suatu anggapan, bahwa data yang di kumpulkan benar-benar berguna dan kalau bisa
di usahakan agar relavan dengan persoalan yang akan di pecahkan.
Contoh :
1. Mungkin
persoalan yang di hadapi begitu luas dan komplek sehingga susah sekali untuk
merumuskan persoalan tersebut dan hipotesa-hipotesa. Maka dengan descriptive
study ini sering bisa di pecahkan sebagian dari persoalan tersebut, jadi bukan
suatu pemecahan yang menyeluruh sifatnya.
2. Dalam
persoalan marketing sering kali sukar untuk membuat hipotesa-hipotesa, maka
dari itu mungkin di dasarkan atas suatu gagasan, bahwa usaha penjualan harus di
konsentrasikan di pasar-pasra paling banyak bisa menyedot barng-barang yang
akan di jual. Descriptive study mungkin bisa membantu di dalam menemukan pasar
tersebut. (Supranto, 1977:25)
2.3. Pengujian
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empiris. (Sugiono, 2009:64)
Studi yang termasuk dalam pengujian
hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan
perbedaan anatar kelompok atau kebebasan (indenpendensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi. (Sekaran, 2011:162)
Supardi
(2005:79) mengungkapkan untuk
menjawab masalah penelitian memerlukan data-data penelitian. Dari data-data
penelitian pula agar masalah penelitian dapat di jawab dengan lebih
menyakinkan, maka di perlukan pembuktian hipotesis penelitian. Secara umum
hipotesis penelitian dapat di uji dengan 2 cara, yaitu :
1. Menguji
hipotesis dengan konsistensi logis
·
Alasan deduktif
Adalah cara memberi alasan dengan
berfikir dan bertolak dari pertanyaan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan
yang bersifat khusus atau spesifik.
·
Alasan induktif
Adalah
cara berfikir untuk memberi alasan yang di mulai dengan pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum.
·
Canon dan mill
Dalam
hubungannya dengan alasan induktif ada beberapa aksioma yang sering di pakai
dalam proses berfikir, yaitu : apa saja yang terjadi, ada penyebabnya, jika ada
perbedaan dalam efek atau pengaruh, maka ada perbedaan dalam sebab. Tiapa sebab
adalah pengaruh dari efek sebelumnya dan tiapa efek adalah penyebab dari efek
posterior.
2. Menguji
dengan mencocokan denga fakta.
Kontrol dalam
suatu percobaan dapat di lakukan dengan 2 cara, yaitu :
·
Manipulasi fisik
·
Pemilihan atau seleksi
Dapat meliputi berbagai tingkatan yaitu
tingkatan masalah penelitian, hipotesis, H0 alternative, menguji hipotesis,
hasil pengamatan, kesimpulan.
Di dalam pengujian hipotesis secara
statistik terdapat 2 cara yang bisa di lakukan yaitu pengujian satu pihak (one
tai ltest) dan pengujian dua pihak (two tell test). Untuk pengujian satu pihak
terjadi pada uji pihak kanan maupun uji pihak kiri, tergantung dari hipotesis
alternativenya.
Semua penelitian di
mulai dari pertanyaan yang di ajukan oleh seorang peneliti. Hipotesis pada
hakikatnya adalah jawaban peneliti terhadap pertanyaan yang di ajukan itu.
Jawaban ini di berika sebelum penelitian itu sendiri di lakukan. Karena itu,
jawaban ini masih perlu di uji kebenerannya (hipotesis di uji, bukan di
buktikan, kebenarannya). Dengan kata lain hipotesis adalah jawaban sementara
dari penelitian terhadap pertanyaan penelitiannya sendiri. (Prasetyo, 1998:47)
2.4 Analisi
studi kasus
Studi kasus meliputi analisis
kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa
dalam organisasi lain. Studi kasus sebagai sebuah teknik pemecahan masalah,
tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan jenis masalah yang sama
dalam konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah sulit, melihat keengganan
perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan mereka. Tetapi, studi kasus yang
bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini
berdasarkan pengalaman pemecahan masalah dimasa lalu. Hal tersebut juga berguna
dalam memahami fenomena tertentu, dan menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian
empiris. Sekaran (2011:163)
Irawan prasetya (1998:72) menyatakan metode atau
penelitian studi kasus tergolong pada penelitian kualitatif. Kata kunci dari
metode ini terletak pada kata “kasus” (case). Kata kasus ini mengandung makna
khusus, unik, spesial, keluar dari pola biasanya. Metode studi kasus kita
gunakan bila kita inginkan mengkaji suatu fenomena secara mendalam. Dalam hal
ini, kita tertarik pada fenomena ini karena memiliki ciri-ciri khusus yang
tidak dimiliki fenomena lain. Karena itu, fenomena dalam studi kasus tidak bisa
dan tidak perlu digeneralisasikan ke kontes lain. Karena itu pula, hal-hal yang
berkaitan dengan konsep generalisasi temuan seperti populasi, sampel, statistik
inferensial, atau validitas eksternal, tidak diperlukan didalam studi kasus.
Seperti metode ini, metode studi kasus
mempunyai variasi-variasi. Metode studi kasus bisa bersifat sederhana, bisa
pula kompleks. Studi kasus bisa dilakukan disuatu tempat (single site case
study) atau beberapa tempat sekaligus (multi-sites case study).
Beberapa contoh
tema penelitian studi kasus adalah seperti berikut :
1.
Analisis terhadap
penerimaan pajak pembangunan : studi kasus dikabupaten Dati II Tanggerang-Jawa
Barat.
2. Pemahaman
WTS terhadap AIDS: Studi kasus di lokalisasi WTS, Kramat Tunggak, Jakarta.
3. Analisis
kualitatif terhadap manajemen perusahaan yang digunakan di koperasi Teladan
“Ampera”, di Desa Mojokerto, kecamatan Sukorajo, Jawa Tengah.
4.
Pengkajian terhadap
implementasi program pengentasan kemiskinan di 3 desa IDT di Gunung Kidul, Jawa
Tengah.
2.5
Tinjauan Tujuan Studi
Sekaran (2011:164) menyatakan tidak sulit untuk
melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada dasarnya berminat untuk
menyelidiki faktor-faktor situasional untuk memperoleh pengertian mengenai
karakteristik fenomena yang diteliti. Demikian pula, studi awal pada skala
kecil, dengan mewawancarai orang-orang atau mendapatkan informasi dari jumlah
kejadian yang terbatas, adalah tidak umum dalam penelitian eksploratif.
Studi deskriptif tidak dilakukan jika
karakteristik atau fenomena yang tampak dalam sebuah situasi diketahui eksis
dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara lebih baik dengan memberikan
riwayat mengenai factor yang terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman
yang lebih baik mengenai hubungan yang eksis antar variable. Pengujian hipotesis
dapat dilakukan dengan data kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat
kualitatif dan kadang-kadang digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan
manajerial.
Keketatan metodologi meningkat saat kita
bergerak secara progresif dari studi eksploratif ke studi pengujian hipotesis dan
dengan itu biaya penelitian juga meningkat.
2.6. Jenis investigasi : kausal versus
korelasional
Sekaran (2011:165) mengungkapkan manajer harus
menentukan apakah yang di perlukan adalah studi kasual atau korelasional. Untuk
menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi,
yang pertama dilakukan adalah menentukan hubungan sebab akibat yang
definitive. Tetapi jika yang diinginkan manajer adalah sekedar identifikasi
factor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah, maka studi korelasional dipilih. Dalam suatu
kasus peneliti tekun menyelidiki satu atau lebih factor yang tidak diragukan
menyebabkan masalah. Dengan kata lain maksud peneliti mengadakan studi kausal
adalah agar mampu menyatakan bahwa variable X menyebabkan variable Y. Jadi jika variable X dihilangkan atau diubah
dalam cara tertentu, masalah Y terpecahkan. Tetapi cukup sering tidak hanya satu
atau lebih variable yang menyebabkan masalah dalam organisasi. Berdasarkan
fakta bahwa sangat sering terdapat faktor
yang mempengaruhi satu sama lain
dan masalah dalam cara yang berurutan, peniliti mungkin diminta untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah, dan bukannya menentukan hubungan sebab
akibat.
Studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab
dari satu atau lebih masalah disebut studi kausal ( causal study ). Jika peneliti berminat untuk menemukan variable penting
yang berkaitan dengan masalah, studi tersebut disebut studi korelasional (correrational study ).
Tujuan penelitian kolerasional adalah
untuk mendeteksi sejauh mana variasi- variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasakan pada
koefisien korelasi. (Suyabrata, 2003:82)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penelitian
eksploratif bertujuan menggali atau menemukan sesuatu yang baru bagi suatu
pengetahuan, di dasarkan atas pengalaman-pengalaman di masa lalu. Namun, tidak
ada dasar yang kuat. Toeri ini di gunakan untuk memecahkan masalah yang di
hadapi manusia dan gejola alam sekitarnya. Dalam bentuk penelitian survey
dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas sebagai intrumen
pengumpulan data.
Studi
deskriptif yaitu proses penelitian secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa di
lebih-lebihkan, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik)
dari suatu keadaan (keadaan prasarana, konsumen, pasar).
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, prasetya.1998.Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta:STIA LAN Press.
Sekaran, Uma. 2011.Research Methods for Business.Jakarta:Salemba Empat.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D.Bandung: Alfabeta.
Supardi.2005.Metedologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta:UII
Press.
Supranto,J.1977.Metode Riset. Jakarta:Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI.
Suryabrata,Sumadi.2003.Metodologi Penelitian.Yogyakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
0 komentar:
Posting Komentar