Selasa, 05 Januari 2016

Proses Penelitian - Metodologi Penelitian (05 SAKPB) Universitas Pamulang

PROSES PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu:
Angga Hidayat
0426108802


Dibuat oleh:
                        Bima Andhika Putra                           2013122403
                        Firman Gea                                         2013121203
                        Poppy Lavenia                                    2013120824
                        Shinta Nurhadiyati                              2013121292
                        Tri Asti Wahyuli                                 2013120693




Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
2015





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami  berterima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
            Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberkan manfaat kepada kita sekalian.


Penyusun





BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Supardi (2005:27) mengatakan penelitian dapat ditinjau dari segi cara dan taraf pembahasan/ analisis, yang sering di sebut jenis penelitian berdasarkan taraf pengambilan kesimpulan hasil-hasil penelitian.
Studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan untuk menguji hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan metode pemecahan masalah atau untuk memahami fenomena yang diminati dan menghasilkan pengetahuan lebih lanjut dalam bidang tersebut. Sifat studi entah eksploratif, deskriptif atau pengujian hipotesis bergantung pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai topik yang diteliti. Keputusan desain menjadi semakin ketat saat kita berlanjut dari tahap eksploratif dimana kita berusaha mengeskplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif, kita mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis; menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh. (Sekaran, 2011:155)

1.2.Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah diatas, dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa saja yang termasuk dalam unsur-unsur desain penelitian ?
2.      Apa saja yang di maksud dalam unsur-unsur desain penelitian ?
3.      Apa saja tujuan dari studi deskriptif ?
4.      Bagaimana jenis investigasi: kausal vs korelasional ?

1.3.Tujuan

1.      Mengetahui unsur- unsur desain penelitian.
2.      Definisi lebih lanjut dari unsur-unsur desain penelitian.
3.      Mengetahui tujuan dari studi deskriptif.
4.      Membandingkan jenis investigasi: kausal vs Korelasional.







BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Eksploratif

Menurut Sekaran (2011: 156), studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak  yang diketahui mengenai situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip yang diselesaikan di masalalu.
Hipotesa ini di dasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lampau atau teori yang telah kita pelajari sebelumnya. Akan tetapi sering kali hipotesa ini tidak bisa di buat berhubung tidak ada dasar yang kuat baik mengenai teori maupun pengalaman- pengalaman waktu lampau persoalan masih baru. Jadi dalam hal ini riset bersifat mencari. Supranto (1977:23)
Supardi (2005:23) mengatakan penelitian eksploratif bertujuan menggali atau menemukan sesuatu yang baru bagi suatu pengetahuan. Peneliti akan berusaha untuk menemukan teori atau pun dalil-dalil baru yang dapat di gunakan dalam memecahkan masalah yang di hadapi manusia dan gejala alam sekitarnya.
Metode yang bersifat eksploratif di pakai manakala kita belum tahu secara persis dan spesifik objek penelitian kita. Metode yang bersifat eksploratif ini terwujud dalam bentuk penelitian survey dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas sebagai instrumen pengumpulan data. (Prasetya, 1998:59)
Jadi, kesimpulan dari ke empat pendapat para ahli di atas bahwa penelitian eksploratif bertujuan menggali atau menemukan sesuatu yang baru bagi suatu pengetahuan, di dasarkan atas pengalaman-pengalaman di masa lalu. Namun, tidak ada dasar yang kuat. Toeri ini di gunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi manusia dan gejola alam sekitarnya. Dalam bentuk penelitian survey dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas sebagai intrumen pengumpulan data.


2.2 Studi Deskriptif

Tujuan Penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta bersifat populasi atau daerah tertentu. (Suryabrata, 2003:75)
Sekaran (2011:158) mengatakan studi deskriptif (descriptive study) di lakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang di teliti dalam suatu situasi.
Menurut Supranto (1977:24) Sesuai dengan namanya maka descriptive studies bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan (keadaan prasarana, konsumen, pasar).
Jadi, kesimpulan dari tiga para ahli di atas bahwa studi deskriptif yaitu proses penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa di lebih-lebihkan, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan (keadaan prasarana, konsumen, pasar).
Sekaran (2011:160) menyatakan studi deskriptif  yang menampilkan data dalam bentuk yang bermakna, dengan demikian membantu untuk :
1.       Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu,
2.       Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu,
3.       Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut, dan atau
4.      Membuat keputusan tertentu yang sederhana (seperti berapa banyak dan jenis orang seperti apa yang sebaiknya di transfer dari satu departemen kelainnya).
Suyabrata (2003:75) mengungkapkan tujuan penelitian- penelitian survey :
1.    Untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang mencadraan gejala yang ada.
2.    Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan prakterk-prakterk yang sedang berlangsung .
3.    Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
4.    Untuk mengetahui apa yang di kerjakan oleh orang-orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agara dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
Suyabrata (2003:76) mengungkapkan beberapa contoh penelitian macam ini adalah :
1.    Survey mengenai pendapat umum untuk menilai sikap para pemilih terhadap rencana perubahan tahun pelajaran.
2.    Survey dalam suatu daerah mengenai kebutuhan akan pendidikan keterampilan
3.    Studi mengenai kebutuhan tenaga kerja akademik pada suatu kurun tertentu .
4.    Penelitian mengenai taraf serap pelajar –pelajar smu.
Suyabrata (2003:77) menjelaskan langkah-langkah dalam penyusunan studi deskriptif :
1.    Definisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan di capai. Fakta –fakta dan sifat-sifat apa yang perlu di ketemukan.
2.    Rancangankan cara pendekataanya. bagaimana kiranya data akan di kumpulkan ? bagaimana caranya menentukan sampelnya untuk menjamin suplier sampel representatif bagi populasinya ? alat atau teknik observasi apa yang tersedia atau perlu di buat ? apakah metode pengumpulan data itu perlu di try out kan ? apakah para pengumpul data perlu di latih terlebih dahulu ?
3.    Kumpulkan data.
4.    Susun laporan.
Karena tujuan daripada desriptive studies hanya pada taraf pengumpulan fakta-fakta saja, jadi sekedar uraian daripada suatu keadaan. Memang biasanyqa susah sekali untuk memulai suatu research tanpa suatu perumusan persoalan dalam bentuk hipotesa-hipotesa, akan tetapi sebaliknya mudah sekali untuk memulai suatu descriptive study dengan suatu anggapan, bahwa data yang di kumpulkan benar-benar berguna dan kalau bisa di usahakan agar relavan dengan persoalan yang akan di pecahkan.
Contoh :
1.    Mungkin persoalan yang di hadapi begitu luas dan komplek sehingga susah sekali untuk merumuskan persoalan tersebut dan hipotesa-hipotesa. Maka dengan descriptive study ini sering bisa di pecahkan sebagian dari persoalan tersebut, jadi bukan suatu pemecahan yang menyeluruh sifatnya.
2.    Dalam persoalan marketing sering kali sukar untuk membuat hipotesa-hipotesa, maka dari itu mungkin di dasarkan atas suatu gagasan, bahwa usaha penjualan harus di konsentrasikan di pasar-pasra paling banyak bisa menyedot barng-barang yang akan di jual. Descriptive study mungkin bisa membantu di dalam menemukan pasar tersebut. (Supranto, 1977:25)

2.3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. (Sugiono, 2009:64)
Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan anatar kelompok atau kebebasan (indenpendensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.    (Sekaran, 2011:162)
Supardi (2005:79) mengungkapkan untuk menjawab masalah penelitian memerlukan data-data penelitian. Dari data-data penelitian pula agar masalah penelitian dapat di jawab dengan lebih menyakinkan, maka di perlukan pembuktian hipotesis penelitian. Secara umum hipotesis penelitian dapat di uji dengan 2 cara, yaitu :
1.    Menguji hipotesis dengan konsistensi logis
·            Alasan deduktif
Adalah cara memberi alasan dengan berfikir dan bertolak dari pertanyaan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus atau spesifik.
·            Alasan induktif
Adalah cara berfikir untuk memberi alasan yang di mulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum.
·            Canon dan mill
Dalam hubungannya dengan alasan induktif ada beberapa aksioma yang sering di pakai dalam proses berfikir, yaitu : apa saja yang terjadi, ada penyebabnya, jika ada perbedaan dalam efek atau pengaruh, maka ada perbedaan dalam sebab. Tiapa sebab adalah pengaruh dari efek sebelumnya dan tiapa efek adalah penyebab dari efek posterior.
2.    Menguji dengan mencocokan denga fakta.
Kontrol dalam suatu percobaan dapat di lakukan dengan 2 cara, yaitu :
·            Manipulasi fisik
·            Pemilihan atau seleksi
Dapat meliputi berbagai tingkatan yaitu tingkatan masalah penelitian, hipotesis, H0 alternative, menguji hipotesis, hasil pengamatan, kesimpulan.
Di dalam pengujian hipotesis secara statistik terdapat 2 cara yang bisa di lakukan yaitu pengujian satu pihak (one tai ltest) dan pengujian dua pihak (two tell test). Untuk pengujian satu pihak terjadi pada uji pihak kanan maupun uji pihak kiri, tergantung dari hipotesis alternativenya.
Semua penelitian di mulai dari pertanyaan yang di ajukan oleh seorang peneliti. Hipotesis pada hakikatnya adalah jawaban peneliti terhadap pertanyaan yang di ajukan itu. Jawaban ini di berika sebelum penelitian itu sendiri di lakukan. Karena itu, jawaban ini masih perlu di uji kebenerannya (hipotesis di uji, bukan di buktikan, kebenarannya). Dengan kata lain hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian terhadap pertanyaan penelitiannya sendiri. (Prasetyo, 1998:47)

2.4  Analisi studi kasus

Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Studi kasus sebagai sebuah teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan jenis masalah yang sama dalam konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah sulit, melihat keengganan perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan mereka. Tetapi, studi kasus yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah dimasa lalu. Hal tersebut juga berguna dalam memahami fenomena tertentu, dan menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian empiris. Sekaran (2011:163)
Irawan prasetya (1998:72) menyatakan metode atau penelitian studi kasus tergolong pada penelitian kualitatif. Kata kunci dari metode ini terletak pada kata “kasus” (case). Kata kasus ini mengandung makna khusus, unik, spesial, keluar dari pola biasanya. Metode studi kasus kita gunakan bila kita inginkan mengkaji suatu fenomena secara mendalam. Dalam hal ini, kita tertarik pada fenomena ini karena memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki fenomena lain. Karena itu, fenomena dalam studi kasus tidak bisa dan tidak perlu digeneralisasikan ke kontes lain. Karena itu pula, hal-hal yang berkaitan dengan konsep generalisasi temuan seperti populasi, sampel, statistik inferensial, atau validitas eksternal, tidak diperlukan didalam studi kasus.
Seperti metode ini, metode studi kasus mempunyai variasi-variasi. Metode studi kasus bisa bersifat sederhana, bisa pula kompleks. Studi kasus bisa dilakukan disuatu tempat (single site case study) atau beberapa tempat sekaligus (multi-sites case study).
Beberapa contoh tema penelitian studi kasus adalah seperti berikut :
1.      Analisis terhadap penerimaan pajak pembangunan : studi kasus dikabupaten Dati II Tanggerang-Jawa Barat.
2.      Pemahaman WTS terhadap AIDS: Studi kasus di lokalisasi WTS, Kramat Tunggak, Jakarta.
3.      Analisis kualitatif terhadap manajemen perusahaan yang digunakan di koperasi Teladan “Ampera”, di Desa Mojokerto, kecamatan Sukorajo, Jawa Tengah.
4.      Pengkajian terhadap implementasi program pengentasan kemiskinan di 3 desa IDT di Gunung Kidul, Jawa Tengah.

2.5 Tinjauan Tujuan Studi

Sekaran (2011:164) menyatakan tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada dasarnya berminat untuk menyelidiki faktor-faktor situasional untuk memperoleh pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti. Demikian pula, studi awal pada skala kecil, dengan mewawancarai orang-orang atau mendapatkan informasi dari jumlah kejadian yang terbatas, adalah tidak umum dalam penelitian eksploratif.
Studi deskriptif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang tampak dalam sebuah situasi diketahui eksis dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara lebih baik dengan memberikan riwayat mengenai factor yang terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan yang eksis antar variable. Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan data kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang-kadang digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajerial.
Keketatan metodologi meningkat saat kita bergerak secara progresif dari studi eksploratif ke studi pengujian hipotesis dan dengan itu biaya penelitian juga meningkat.

2.6.  Jenis investigasi : kausal versus korelasional

Sekaran (2011:165) mengungkapkan manajer harus menentukan apakah yang di perlukan adalah studi kasual atau korelasional. Untuk menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi,  yang pertama dilakukan adalah menentukan hubungan sebab akibat yang definitive. Tetapi jika yang diinginkan manajer adalah sekedar identifikasi factor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah,  maka studi korelasional dipilih. Dalam suatu kasus peneliti tekun menyelidiki satu atau lebih factor yang tidak diragukan menyebabkan masalah. Dengan kata lain maksud peneliti mengadakan studi kausal adalah agar mampu menyatakan bahwa variable X menyebabkan variable Y.  Jadi jika variable X dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu, masalah Y terpecahkan. Tetapi cukup sering tidak hanya satu atau lebih variable yang menyebabkan masalah dalam organisasi. Berdasarkan fakta bahwa sangat sering terdapat faktor  yang  mempengaruhi satu sama lain dan masalah dalam cara yang berurutan, peniliti mungkin diminta untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting yang berkaitan dengan masalah,  dan bukannya menentukan hubungan sebab akibat.
Studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah disebut studi kausal ( causal study ). Jika peneliti berminat untuk menemukan variable penting yang berkaitan dengan masalah, studi tersebut disebut studi korelasional (correrational study ).
Tujuan penelitian kolerasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi- variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasakan pada koefisien korelasi.                    (Suyabrata, 2003:82)







BAB III

PENUTUP


3.1. Kesimpulan

Penelitian eksploratif bertujuan menggali atau menemukan sesuatu yang baru bagi suatu pengetahuan, di dasarkan atas pengalaman-pengalaman di masa lalu. Namun, tidak ada dasar yang kuat. Toeri ini di gunakan untuk memecahkan masalah yang di hadapi manusia dan gejola alam sekitarnya. Dalam bentuk penelitian survey dengan mengandalkan kuesioner atau observasi sekilas sebagai intrumen pengumpulan data.
Studi deskriptif yaitu proses penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa di lebih-lebihkan, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan (keadaan prasarana, konsumen, pasar).








DAFTAR PUSTAKA


Irawan, prasetya.1998.Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta:STIA LAN Press.

Sekaran, Uma. 2011.Research Methods for Business.Jakarta:Salemba Empat.

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:      Alfabeta.

Supardi.2005.Metedologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta:UII Press.

Supranto,J.1977.Metode Riset. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Suryabrata,Sumadi.2003.Metodologi Penelitian.Yogyakarta: PT.Raja Grafindo   Persada.